Rinduku Untuk Bapak

Barakallah fii umrik pak.. Hari ini yang pasti bapak berumur 53 tahun harusnya. Allah emang lebih sayang sama Bapak. Bapak adalah orang yang tidak pernah mengeluh... Sedikit cerita tentang bapakku. Dia orang Madura yang lahir di Malang. Jangan ditanya lagi, bapak sudah sangat handal kalau membuat sate, maka dari itu aku dulu nggak pernah beli sate di luar karna nggak seenak buatan bapak. Pendidikan terakhir yang ia tempuh yaitu, S2 (Magister Manajemen) di UGM. Kata ibu, bapak bukan orang cerdas namun rajin. Bapak memiliki sifat yang cenderung tertutup dan pendiam. Dia humoris dan juga penyayang. Dia sangat pintar dan bertanggung jawab terhadap keluarganya. Kalau bisa kukatakan dia adalah orang yang sangaaaaaattttt sabar. Bapak nggak pernah membentak kecuali kami sudah keterlaluan. Dia orang yang sangat "geli" an dan sifat itu diturunkan padaku (re: paling nggak bisa dikelitikin). Kalau sudah hari libur aku, kedua adikku, ibu, dan bapak suka kumpul di kamar ngobrol santai dan main kelitik kelitikan sampai bapakku nyerah. Hahahah betapa indahnya kebahagiaan sederhana yang kumiliki. Walaupun bapak sibuk kerja dari senin-jumat pergi jam 7 dan pulang jam 5 sore bahkan terkadang dia suka masuk juga hari Sabtu pulang siang hari, dia masih menyempatkan waktunya saat weekend untuk belanja bulanan sekeluarga ke swalayan. Maklum bapakku kerja dipabrik jadi dia sudah rutin jam pergi dan pulangnya. Setiap hari aku dan kedua adikku selalu menunggu kedatangan bapak pulang dari kantor, aku ingat sekali setiap maghrib pasti sorot lampu berwarna kuning, yaitu mobil jemputan bapak tiba dirumah. Aku/adikku suka bergantian membuka pintu untuk menyambut bapak pulang dan dia selalu mencium kepala kami. Kalau bapak pulang larut malam aku/adikku resah dan pasti bertanya sama ibu "kok bapak belum pulang?". Bapakku adalah sosok lelaki yang sangat diandalkan dikeluargaku, maklum lah kami cewek semua :'D Setiap aku sekeluarga belanja bulanan di swalayan, pasti kami melipir ke tempat penjual dvd. Kami selalu memilih film yang akan ditonton saat weekend. Disela-sela kesibukannya mencari nafkah bapak selalu meluangkan waktunya untuk keluarga hanya untuk sekedar ngumpul di ruang keluarga nonton film, rasanya udah kayak di bioskop. ' Bapak adalah orang yang cuek namun perhatian. Saat dia sedang bekerja di kantor saat siang hari bapak slalu menelpon ke rumah hanya untuk sekedar bertanya "kakak lagi apa? atau Ibu lagi apa? atau adek lagi apa?" Ditanyanya satu persatu orang dirumah. Kadang kami bertanya balik "Hari ini bapak pulang sore kan?" Terkadang bapak ngasih kabar ke kami kalau dia lembur, aku dan adikku kadang kecewa. Rasanya aneh kalau bapak nggak ada di rumah. Walaupun pendiam, bapak ini orangnya kocak, aku suka kesal sama tingkah dia saat membangunkanku di pagi hari saat weekend. Dia sengaja memutar lagu kencang kencang sambil membangunkanku lalu dia joget-joget. Huft! Itu adalah beberapa kebiasaan bapakku yang sekarang aku rindu. Well kalau bercerita dari sisi agamanya, bapak dulunya bukan islam yang taat aku jujur aja. Dulu dia hanya solat 2 waktu, yaitu subuh dan maghrib saja dan tidak dilakukan dimasjid, tapi walaupun begitu bapak tetap menjadi imam shalat di rumah. Bapak nggak bisa baca al-qur'an maklumlah ibu dan bapak dari latar belakang keluarga yang kalau dibilang dulu ilmu agamanya sangat kurang namun ibu sudah lebih dulu mengikuti pengajian sehingga ibu lebih dulu bisa baca al-qur'a ketimbang bapak. Setiap selesai shalat aku, ibu dan adikku membaca al-qur'an. Aku ingaaaaat sekali dia pasti slalu mendengarkan kami dan mencium kepala kami. Sungguh kenangan itu yang sangat aku rindukan. Alhamdulillah bapakku mendapat hidayah dari Allah. Dia benar benar berubah. Dia menjadi suami yg pengertian untuk ibuku dan imam keluarga yang sangat patut dicontoh. Walaupun bapak sibuk kerja dan lelah dia slalu bantu ibu ngepel, nyapu rumah dan cuci piring. Selain keahliannya dalam masalah membersihkan rumah, bapak sangat jago dalam urusan mesin mau itu mobil atau motor bahkaaaan dia bisa bikin radio. Bapak sangat multitalenta. Semenjak bapak dapet hidayah, bapak jadi shalat 5 waktu di masjid. Bapak jadi sering bangunin aku sama adikku untuk solat subuh sepulang dia dari masjid. Bapak juga sering ikut kajian setiap weekend bersama teman-temannya. Hal itu nggak membuat aku merasa kehilangan bapak, tapi aku malah bangga. Aku jadi inget setiap abis shalat isya di masjid, kalau lagi nggak capek bapak paling sering ngajak aku naik motor malem-malem ya sekedar jalan jalan aja. Kadang kita ke alfamart atau hanya sekedar beli pukis kesukaanku. Semenjak ikut kajian bapak mulai belajar iqra. Aku masih ingat dia seneng banget dulu belajar iqra sama adikku yang kecil. Semenjak bapak mendalami agama, bapak jadi berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Bapak yang tadinya cuek lama lama tau makanan/minuman kesukaan kami dan bapak senang melihat kami senang terlihat dari raut wajahnya. Setiap pulang kantor pasti bapak slalu bawa pulpy orange kesukaanku. Disaat saat seperti itulah ternyata kasih sayang Allah terhadap bapak lebih besar daripada kami sekeluarga. Aku ingat sekali hari itu... Pagi pagi bapak manggil tukang rumput untuk memangkas rumput di halaman kami. Bapak menservice mobil dan motor. Pulangnya saat siang hari ibu minta ditemani belanja bulanan, aku dan adikku yg kecil ikut. Kami belanja dan makan di foodcourt. Everything just go as usual. Siang itu tumben banget bapak makannya nggak habis, padahal biasanya dia jadi tempat terakhir keluargaku untuk menghabiskan makanan. Pulang sampai rumah menjelang adzan maghrib aku, adikku yg kecil dan bapak sedang nonton tv di kamar bapak dan ibuku. Aku masih ingat hari terakhir dia memelukku sebelum dia pergi. Aku yang biasanya tidak pernah ingin dipeluk, tumben sekali sore itu diam saja. Bapak minta tolong diambilkan obat saat aku periksa ternyata bapak demam. Setelah minum obat, adzan maghrib berkumandang. Bapak langsung menuju masjid. Tumben sekali sudah sampe adzan isya bapak belum pulang. Tiba-tiba tetangga kami ke rumah memberi kabar bahwa bapak pingsan. Aku langsung memberitahu ibu dan kita semua menuju rumah sakit. Aku langsung menelepon adik bapakku (om) bahwa bapak masuk rs. Di mobil aku diam. Lemas nggak bisa mikir tapi berusaha santai. Ibuku terlihat panik. Sepanjang perjalanan menuju rs sambil menyetir ibu mengucapkan kalimat-kalimat yang ku hiraukan. "Pasti ini karna darah tingginya bapak, ibu udah sering bilang rutin minum obat, semoga bapak nggak kenapa-napa" Sesampainya di rs omku dan tante sampai. Kita bertemu dokter dan kalimat yang terucap "Bapak sudah tidak ada bu" Aku.....diam langsung menyenderkan kepalaku dibahu tanteku dan berbisik "aku masih nggak percaya tante" disitu semua nangis kecuali aku yang masih kosong pikirannya. Adikku cukup histeris melihat bapakku sudah beristirahat selamanya. Shock sekali aku! Bagaimana nggak! Hari ini semua berjalan seperti hari-hari biasa. Aku benar-benar seperti tersambar petir!! Aku masuk ke ruangan dan melihat wajah bapak yang terlihat seperti orang tidur, raut wajahnya sangat tenang seperti sudah tidak ada beban. Dipikiranku saat itu hanya "Bagaimana aku dan keluargaku menjalani hidup tanpa bapak" Aku lihat air mata yang mengalir dan menggenang dikedua mata ibu. Hatiku sangat pilu. Kata dokter bapak terkena serangan jantung, karna ditubuhnya terdapat lebam-lebam biru. Esok hari sebelum pemakaman kami diceritakan oleh orang-orang yang shalat di masjid bapak sempat jatuh pada saat berdzikir diantara waktu menuju shalat isya atau saat salam setelah shalat sunnah. Aku nggak pernah terpikir bahwa bapak akan pergi secepat itu dan meninggalkan keluarga kami. Jujur bercerita tentang hal ini benar benar membuka luka lama, namun aku hanya bisa meluapkannya dengan tulisan. Tiada air mata yang menetes disetiap kata yang tertulis disertai rindu yang meluap. Aku rindu sekali sama bapak, bukan hanya aku tapi ibu dan adikku. Jangan khawatir pak kami disini selalu mendoakan bapak dan membacakan ayat suci yang dikirimkan untuk bapak. Bapak jangan khawatir karna Allah ngasih ibu yang sangat kuat untuk aku dan adik adik pak. Setelah berjalan 5 tahun aku sadar bahwa kehilangan bapak membuat aku lebih mandiri dan lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Semoga cerita tentang bapak dapat menginsipirasi sosok ayah di masa yang akan datang. Salam dari
Aku yang sangat rindu bertemu di alam mimpi❤

Comments

Popular posts from this blog

Amazing Show ILLUCINATI TOUR at Bogor

Kuliah Day-1 (BAD DAY)

Perkenalan Hati